by admin | Sep 11, 2021 | Artikel Pembina
oleh: H Ahmad M. Sewang***
Alhamdulillah, Sabtu, 11 September 2021, DPP IMMIM gelar diskusi via daring bertema, “Larangan Menista Agama lain”. Diskusi itu dipandu Host, Dr HM Ishaq Shamad,M.Ag (Sekjen DPP IMMIM) dan Dr Hj Nurjannah Abna (DPP IMMIM).
Judul tema ini sengaja diangkat, setelah mencermati fenomena di media elektronik dan media sosial makin semarak penistaan pada agama lain. Terutama bagi orang-orang yang baru saja pindah agama.
Mungkin dimaksudkan untuk menunjukan identitasnya yang baru. Padahal dalam agama Islam, Allah swt melarang memaki sesembahan agama lain. Larangan ini sangat penting pada masyarakat plural seperti di Indonesia. Karena itu, pemerintah telah membuat regulasi tentang hubungan intern dan ekstern antara umat beragama. Pertimbangannya, jika dibiarkan, akan timbul adalah kekacauan.
Kali ini, dua pakar ditampilkan sebagai narasumber, Prof. Dr. Ghalib M, M.A. seorang ahli di bidang ilmu tafsir dan kini menjabat Direktur PPs UIN Alauddin Makassar. Selanjutnya, Prof.Dr.H.Laode Husen, SH,MH, pakar hukum yang kini jabat Dekan Fakultas Hukum UMI dan mantan Komisioner Kepolisian RI.
Tidaklah diperbolehkan mengukur agama orang lain dengan agama sendiri di depan publik atau mengukur agama yang sedang dianut sendiri dengan agama orang lain untuk menghindari terjadinya perselisihan satu sama lain.
Benar apa yang disampaikan Rekor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Juhannis, Ph.D. dalam sambutannya, bahwa dalam negara plural sebaiknya yang dikemukakan adalah ajaran universal pada setiap agama.
Sedangkan ajaran partikuler pada setiap agama yang bisa menimbulkan kesalahpahaman dengan agama lain hanya ditemukan dalam ruangan khusus yang dihadiri para penganut agama itu sendiri, seperti di masjid, di gereja, dan di ruangan khusus lainnya bukan untuk konsumsi publik.
Hal itu demi memelihara hubungan baik antara umat beragama Islam sendiri menganjurkan berbuat baik pada penganut agama lain sepanjang mereka tidak memusuhi dan tidak mengusir dari negerinya bahkan dalam ayat lain dilarang menista sesembahan agama dan kepercayaan lain, seperti ditegaskan dalam QS al-Anam, 108.
Bunyinya, ”Janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umatmenganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka. Lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan”.
Menurut tafsir ibn Kasir, sesembahan yang dimaksud di sini adalah berhala kafir Quraisy. Sedang asbabun nuzul ayat ini, menurut Abdurrazak ditujukan pada sebagaian orang Islam masa itu yang memaki sesembahan mereka, maka turunlah ayat ini untuk menyatakan pelarangan.
Jika sudah terjadi penistaan terhadap agama tertentu, siapa pun dan agama apa pun, menurut yang saya pahami, maka proseslah, tanpa pandang bulu. Itulah yang dicontohkan Nabi. Ketika ada seseorang meminta pada beliau agar hukuman diringankan terhadap si terdakwa, karena ia termasuk golongan bangsawan wanita dari suku Makhzumiyah.
Nabi menegaskan, “Andai Fatimah putri Muhammad mencuri, saya sendiri akan potong tangannya.”
Wassalan, Makassar, 13 September 2021. (***Penulis Ketua DPP IMMIM dan Mantan Direktur PPs UIN Alauddin Makassar).
by admin | Jul 18, 2021 | Artikel Pembina, Uncategorized
Berikut filenya:
by admin | May 7, 2020 | Artikel Pembina
Zaman
benar-benar semakin canggih. Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat
makin meningkatkan kualitas pemenuhan kebutuhan, efisiensi dan efektivitas di
berbagai sektor, salah satunya adalah di sektor pendidikan.
Pondok
Pesantren IMMIM Putra Makassar merupakan salah satu sekolah unggulan di
Makassar yang telah menerapkan beberapa teknologi informasi dan salah satunya
adalah penerapan teknologi sistem kartu pintar (Smart ID Card) berbasis teknologi Radio Frequency
Identification (RFID) dan aplikasi komputer.
RFID
merupakan teknologi yang bisa dibilang pengganti teknologi barcode, tapi dengan
keunggulan yang lebih besar. Definisi lainnya RFID adalah sistem identifikasi
tanpa kabel yang memungkinkan pengambilan data tanpa harus bersentuhan barcode
dan magnetic card layaknya ATM. Prinsip kerjanya sendiri disebut Tag dan
Reader. Jadi sebuah mesin yang dilengkapi alat pembaca (disebut Reader),
nantinya akan menangkap sinyal dari Tag yang disematkan di suatu objek
tertentu.
Pemanfataan
teknologi RFID ini sudah diterapkan pada kartu identitas santri/siswa Pondok
Pesantren IMMIM. Salah satu pemanfaatannya adalah ketika proses perizinan
sekali sebulan. Sebelumnya proses administrasi untuk mengakses data siswa di
Pesantren IMMIM Putra Makassar masih kurang efektif dan terkadang menyebabkan
antrian yang panjang. Hal ini terjadi karena metode yang digunakan masih
menggunakan cara yang konvensional atau pencarian manual kemudian dikembangkan
melalui teknologi barcode namun masih kurang optimal.
Namun dengan penerapan teknologi RFID ini meningkatkan proses administrasi dengan lebih cepat dibandingkan dengan sebelumnya. Selain digunakan dalam perizinan umum, smart ID card ini juga sudah dimanfaatkan oleh santri sebagai alat peminjam dan pengembalian laptop pada ruang IT Pesantren. Kedepannya akan banyak dikembangkan lagi untuk beberapa sektor misal sebagai alat pembayaran di toko/kantin pesantren dan banyak lagi pemanfaatan lainnya.
Penulis:
Nur Ahmad Syahid, S.T.
IT Support Pesantren IMMIM Putra Makassar
by admin | Apr 30, 2020 | Artikel Pembina
Virus
corona atau yang biasa disebut Covid-19 merupakan sebuah keluarga virus yang
ditemukan pada manusia dan hewan. Virus ini dapat menyebabkan berbagai
penyakit, mulai dari penyakit umum seperti flu, hingga penyakit yang lebih
fatal, contohnya Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Sejak
Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid -19 di Indonesia yang
terjadi di Depok, Jawa Barat pada tanggal 2 Maret 2020, Jokowi mengimbau
masyarakat agar kita mengurangi aktivitas di luar rumah, ini dilakukan agar
kita bisa mengurangi penyebaran virus Covid-19 di Indonesia.
“Saatnya
kita kerja di rumah, belajar di rumah, beribadah di rumah” ujar Jokowi dalam
konferensi pers di istana Bogor, Jawa Barat (15/3/2020).
Di
instansi pendidikan, sekolah mengalihkan pertemuan dengan pemberian tugas atau
pembelajaran daring, ini dilakukan untuk meminimalisir pertemuan satu sama lain
di satu ruangan yang sama dalam jarak yang dekat, serta menghidari kerumunan.
Permasalahan
yang dirasakan oleh para siswa ketika belajar di rumah, yaitu siswa mengeluh karena
tugas yang diberikan oleh masing-masing guru terlalu banyak, terkendala
jaringan web, teknologi yang kurang memadai, hingga sinyal. Selain itu kurang
efektifnya belajar di rumah, karena mereka hanya belajar sendiri di rumah
(otodidak).
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikdub) Nadiem Makarim meminta guru membimbing
anak didiknya selama proses belajar di rumah
di tengah pandemic virus Covid-19. Sebab, Nadiem mendengar keluhan siswa
tidak dibimbing gurunya ketika diberi tugas di rumah.
“Kami
mendengar banyak keluhan dari berbagai macam orang dan siswa yang hanya
diberikan pekerjaan yang begitu berat tapi tidak dibimbing. Jadi mohon,
siswa-siswa kita walau belajar di rumah, bahwa guru itu juga benar-benar
mengajar dari rumah dan membantu membimbing siswanya,” ujar Nadiem dalam konferensi
pers seusai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi di Jakarta, Selasa
(24/3/2020).
Virus
Covid-19 ini juga berdampak bagi pelaksanaan UN 2020. Di dalam rapat terbatas
yang diselenggarakan pada Selasa (24/3/2020) Presiden Joko Widodo bersama
menteri terkait memutuskan meniadakan Ujian Nasional (UN) pada tahun ini. Mulai
dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
Langkah ini diambil sebagai bagian dari respon pandemic Covid-19, yaitu dalam
rangka memprrioritaskan keselamatan dan kesehatan masyarakat.
Menurut
masyarakat, pembatalan pelaksanaan UN 2020 tidak menjadi masalah, karena
pemerintah telah mewacanakan pengahapusan UN, sehingga masyarakat merespon
dengan baik, di satu sisi siswa merasa sedih karena siswa telah melakukan banyak persiapan-persiapan
terkait akan dilaksanakannya UN dan ternyata ditiadakan. Di sisi lain, siswa
merasa senang karena UN ditiadakan.
Lekas sembuh bumiku, lekas sembuh Indonesiaku!
Penulis:
Salamuddin, S.Pd
Guru SMA IMMIM Putra Makassar
by admin | Apr 22, 2020 | Artikel Pembina
Menjadi seorang
guru ataupun pendidik bukan hanya mampu dalam ranah kognitif ( pengetahuan),
penguasaan materi ajar, tetapi seorang guru dituntut memiliki kemampuan yang
integritas, holistik serta keahlian memahami kondisi karakter peserta didik
baik secara individu (personal) maupun kelompok (collective). Ketidakmampuan
seorang guru dalam menangani serta mengenal karakter peserta didik tentu itu
akan berdampak pada mutu pembelajaran yang efektif dan efesien. Bahkan banyak
diantara guru merasa emosional, marah, bahkan bersikap otoriter kepada pesserta
didik, itu disebabkan karena kurangnya
pemahaman dan kemampuan seorang pendidik dalam menggali karakter peserta didik
tersebut.
Perlu kita sadari
bahwa peserta didik adalah anak yang ingin tumbuh berkembang, mereka butuh
diarahkan potensinya yang mereka miliki, oleh karena itu seorang guru (teacher)
ataupun pendidik (educator) harus memahami karakter peserta didiknya, apa yang
mereka butuhkan, apa yang mereka inginkan agar cita-cita mimpi mereka dapat tercapai. Sebab
terkadang seorang guru ataupun pendidik lainnya hanya sibuk pada aspek administrasi sebagai kelengkapan
dalam pembelajaran, menyusun program rencana pembelajaran dari A-Z untuk
memenuhi standar administrasi pembelajaran. Aspek ini memang penting
diperadakan oleh seorang guru sebagai tolak ukur dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar. Namun perlu kita refleksi kembali bahwa penguasaan dalam
pemetaan program pelaksaan pembelajaran (lesson plan), ataupun penguasaan
pengetahuan (knowledge) bagi guru bukan suatu jaminan untuk dapat merubah sikap
dan perilaku peserta didik.
Seorang guru perlu memahami mengenai konsep kecerdasan majemuk bahwa setiap anak itu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Tentu dalam hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang pendidik untuk selalu mengapdate kemampuannya serta belajar terus menerus beradaptasi dengan lingkungan kehidupan peserta didik jaman now. Disini penulis akan berbagi pengalaman (experience) mengenai pendekatan dalam memahami karakter peserta didik yang pertama:
1. Guru seharusnya mengajar dengan sentuhan hati.
Ketika seorang pendidik mengajar dengan pendekatan sentuhan hati tentu akan akan menghadirkan rasa ikhlas, sabar dan sikap berterimah dalam menghadapi anak didiknya yang berbeda latar belakang, berbeda karakter dan pengetahuan, tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik. Pendekatan ini sangat penting dilakukan oleh seorang pendidik dalam melakukan proses belajar mengajar karena itu akan berdampak pengaruhnya dimana mereka dapat merasakan sikap daripada keikhlasan seorang pendidik. Maka dari interaksi ini peserta didik akan membuka ruang dan dapat mempercayai gurunya dalam hal berkomunikasi, dan pendidikpun lebih mudah memasuki dan memahami sisi karakter peserta didik.
2. Guru lebih open minded ( terbuka)
Kesediaan seorang pendidik dalam menghadapi peserta didik adalah sikap keterbukaan dalam arti bahwa seorang guru atau pendidik jangan menjaga jarak, jutek, dan kurang memberi respond, namun sejatinya sikap keterbukaan yang diperlukan, kenapa? Karena puluhan bahkan ratusan anak didik kita hadapi setiap harinya yang berbeda keinginan, berbeda karakter sehingga keterbukaan dalam berkomunikasi itu penting. Sisi lain seorang pendidik harus memahami bahwa dalam proses belajar mengajar tentu kita menghadapi situasi yang sangat menantang karena ada peserta didik yang so prok aktif, diam, sehingga peranan pendidik menjadi penentu mengarahkan pembentukan karakter anak didik.
3. Jalin komunikasi dengan orang tua dalam pembinaan
Untuk memahami lebih dalam terkait pola pembinanaan atau pengasuhan agar seorang guru ataupun pendidik lainnya maka hal terpenting dilakukan adalah melakukan koordinasi, menjalin komunikasi dengan pihak oragtua sebab ini penting untuk mengetahui latar belakang anak tersebut. Karena berkomunikasi dengan pihak orangtua tentu kita akan dapat mendapatkan banyak informasi terkait dengan aspek pengasuhan dan ini bisa membantu para pendidik untuk menentukan strategy dalam memahami sikap anak asuhnya.
4. Lakukan pengamatan diluar dari pembelajaran formal
Spontanitas perilaku anak didik akan nampak keluar secara tiba-tiba tanpa disadari bahwa yang dia lakukan itu keliru, misalnya memnggil temannya yang jauh dengan berteriak, berkata tidak sopan dan bahkan sering mengganggu temannya, kondisi seperti ini akan keluar secara emosional pada diri peserta didik, sehingga pengamatan diluar dari pembelajaran formal dapat memberikan informasi kepada pendidik untuk memahami perkembangan perilaku peserta didik tersebut.
Penulis:
Satang, S.Pd., M.Hum
Guru Bahasa Inggris SMP IMMIM Putra Makassar
by admin | Apr 14, 2020 | Artikel Pembina
Belakangan
ini, dunia dikepung makhluk kecil berwujud aneh. Dari hasil para peneliti
didapatkan bahwa makhluk kecil dan juga aneh tersebut tidak dapat dilihat dengan
kasat mata tapi haruslah menggunakan mikroskop. Bentuk makhluk kecil ini bak
mahkota, dinamai Covid 19 akronim dari
Coronavirus disease 19. Namanya, keren bukan?
Fenomena covid 19 yang mendunia, membuat kelabakan puluhan negara. Indonesia termasuk di dalamnya. Ini sebuah petunjuk alam atau sabda alam. Sebut saja suara dari langit karena virus ini adalah penyakit dalam dunia kesehatan. Virus ini menjadi momok menakutkan bahkan bisa menjadi kutukan terhebat dari manusia itu sendiri. Cara berkambuflase virus dalam tubuh manusia, hewan tumbuhan atau mikroorganisme dengan menyerang sel tapi jangan khawatir covid 19 tidak akan lama jika berada di luar tubuh.
Penularan
melalui kontak langsung dengan percikan dahak dari orang yang terinfeksi
(melalui batuk dan bersin), dan jika menyentuh permukaan yang terkontaminasi
virus. Apa gejalanya? Gejala umum dapat berupa demam, batuk, sesak nafas. Pada
kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia atau kesulitan
bernafas. Gejalanya mirip bukan dengan
flu ( Infulenza) atau pilek biasa.
Langkah-langkah pencegahan utamanya mudah sering cuci tangan, menutut mulut dengan hidung ketika batuk atau bersindengan bagian dalam siku atau dengan tissue, lalu buang kedalam tempat sampah, serta hindari kontak dengan siapapun yang menunjukkan gejala seperti demam atau flu.
Penulis:
Yenni Mulyani Saputri, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia SMA Pesantren IMMIM Putra Makassar