Santri Pesantren IMMIM Putra rutin melakukan kajian kitab kuning di Masjid Nur Insan Kamil yang berlokasi di kampus 2 Moncongloe dan Masjid At Thalabah kampus 1 Tamalanrea.
Beberapa Kitab yang dikaji antara lain Ta’limul Muta’allim Thariqutta’allum, Arbaun An-Nawawi, Safinah An-Najah,Tafsir ayat Al Ahkam, dan Ummul Barahin.
Semoga seluruh santri Pesantren IMMIM Putra memiliki akhlakul karimah yang diterapkan dalam kehidupannya juga membawa berkah untuk kedua orang tua dan sekitarnya, menjadi generasi muda penerus bangsa yang berakhlak mulia 🤲 aamiin.
Alhamdulillah selamat dan sukses kepada ananda Muh. Ghazy Putra santri kelas VII SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar telah meraih juara pada Lomba Online Tingkat Nasional antara lain:
1. Juara 1 Olimpiade Bahasa Inggris Kategori SMP/Mts Kelas VII
2. Juara 1 Olimpiade SAINS Kategori SMP/Mts Kelas VII
Kegiatan ini diselenggarakan tanggal 1 Januari 2023 dalam acara Lomba Online Tingkat Nasional “KOMPETISI PELAJAR BERPRESTASI”.
Nama: Muhammad Danar Abinaya Dhiaz’ Aiman Kelas : XII MA IPS 2 (Program Tahfidz) Ayah : H. Muchlis Selo Ibu : Hj. Dewi Sartika Asal : Polewali Mandar
Santri Non lanjutan, masuk program tahfidz dan mulai menghafal dari juz 1 pada 10 September 2020 dan telah menyelesaikan hafalan 30 juz pada 12 Desember 2022 dengan waktu 2 tahun 3 bulan.
Nama: Syaiful Kelas : XII MA IPS 2 (Program Tahfidz) Ayah : Gunawan Ibu : Hasnawati A. Asal : Topoyo
Santri lanjutan kampus 1 dengn hafalan 2 juz dan kembali mengulang hafalannya dari juz 1 pada 12 Oktober 2020 dan menyelesaikan hafalan 30 juz pada 12 Desember 2022 dengan waktu 2 tahun 2 bulan.
Semoga Allah memberkahi dan menjadikannya sebagai penyejuk hati bagi kedua orangtuanya dan diberikan keistiqamahan untuk senantiasa mengulangi hafalannya dan mengamalkannya. 🤲🏻🤲🏻
Membaca
dan menulis merupakan salah satu cara manusia mengabdikan diri kepada Sang
Penciptanya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S Al Alaq (1-5).
Dalam ayat tersebut sangat jelas bahwasanya manusia diperintahkan untuk membaca
dan menulis. Iqra’ yang berarti
bacalah, dan qalam yang berarti
tulisan.
Iqra’
(bacalah) memiliki arti yang luas. Bukan hanya membaca yang tersurat atau
dengan kata lain ilmu yang tertuang dalam naskah, melainkan juga membaca yang
tersirat. Hamparan alam semesta yang terbentang luas merupakan karya Tuhan yang
harus dikagumi dan disyukuri. Mengagumi dan mensyukuri alam semesta adalah
salah satu wujud implementasi dari kegiatan membaca. Membaca alam!
Kebiasan
membaca harus menyebar di kalangan masyarakat. Membaca menjadi kunci sehingga
membuka cakrawala ilmu yang bertebaran di muka bumi ini. Jika seluruh lapisan
masyarakat sudah memegang kunci ilmu tersebut, maka buta aksara di negeri kita
ini akan berkurang.
Sampai
saat ini, sudah berapa banyak waktu yang kita luangkan untuk membaca?
Pertanyaan ini bukan hanya ditujukan kepada remaja sebagai generasi penerus
bangsa, tetapi juga ditujukan kepada semua kalangan masyarakat, khususnya guru.
Namun kenyataan yang ada ada di negeri kita ini masih terlalu rendah keasadaran
atau hobi membaca.
Dalam
dunia pendidikan saat ini, hobi membaca di kalangan remaja mengalami penurunan.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Kurangnya kesadaran
tentang arti pentingnya membaca harus
mendapat perhatian yang serius. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai
guru. Yakni membentuk pola pikir yang
sehat, dan kepribadian yang cinta buku, serta menjadi motivator bagi mereka.
Untuk
menerapkan ketiga hal tersebut, tentu harus dimulai dari diri sendiri.
Bagaimana membentuk generasi cinta buku jika guru itu sendiri kurang mencintai
buku. Guru adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi budaya membaca
pada anak didik. Mereka akan menjadikan guru sebagai teladan.
Kebiasaan
membaca pada saat sekarang ini memang kalah saing dengan menonton televisi dan
bermain gadget. Seharusnya kondisi
seperti ini harus menjadi kecemasan terhadap perkembangan budaya baca-tulis ke
depannya. Namun bukan berarti dilarang menonton televisi dan bermain gadget karena melalui media tersebut
mereka mendapatkan informasi secara cepat dan aktual. Menonton acara televisi
yang tidak bermutu dapat diganti dengan membaca.
Apabila
kita sering membaca, maka akan melahirkan kesadaran pada diri sendiri bahwa
memang membaca itu sangat bermanfaat. Dari satu bacaan saja, kita akan
memperoleh wawasan dan hal positif yang serta merta dapat membentuk
kepribadian, moral dan emosional sejak dini. Moral sebuah bangsa itu tergantung
pada moral masing-masing individu generasi muda.
Membentuk
moral generasi muda bukanlah hal yang mudah. Namun juga bukan hal yang begitu
sulit. Butuh usaha yang serius. Salah satunya adalah gerakan gemar membaca.
Membaca yang dimaksud adalah bukan sekadar ingin mendapatkan pengetahuan, namun
lebih kepada pembentukan moral (karakter).
Dengan
membaca, otak akan mengunggah pengetahuan dari yang tidak diketahui menjadi
tahu. Membaca menjadikan generasi bangsa terhindar dari risiko kebodohan.
Antara orang yang gemar dengan orang
cuek membaca akan melahirkan perbedaan kecerdasan otak. Seperti halnya dengan
pisau, makin sering diasah, akan semakin tajam. Membaca ini juga mengasah otak
agar terus mendapatkan informasi. Sesuai dengan pernyataan bahwa kecerdasan
orang ditentukan oleh volume otaknya. Semakin banyak sambungan sel
antarsarafnya, semakin cerdas seseorang. Artinya jika seseorang terus membaca,
maka akan semakin menambah jumlah sambungan antarsaraf di otak. Dari satu
informasi ditambah dengan informasi yang lain, akhirnya menjadi satu kesatuan
pemahaman yang sangat bernilai.
Di
era modernisasi saat ini, bahan bacaan yang beredar sangat banyak dan beragam.
Olehnya itu, generasi muda harus selektif terhadap bahan bacaan yang ada.
Contohnya bahan bacaan yang berbau pornografi.. jangan sampai menjadi insan
gemar membaca namun memiliki moral yang rendah.
Selektif
dalam memilih bahan bacaan adalah keharusan. Para penerbit memiliki tanggung
jawab untuk menerbitkan buku yang memang sesuai dengan budaya kita. Masalah
yang dihadapi sekarang adalah kurangnya pengawasan dan asosiasi yang menaungi
para penerbit. Olehnya itu, mulai dari diri sendiri, orang tua, guru bahkan
pemerintah harus mengawasi dan memilih bahan bacaan yang mendidik, sekalipun
itu adalah buku hiburan tetapi tetap harus sesuai dengan budaya Indonesia.
Sejatinya buku dan bahan bacaan yang lain adalah mencerdaskan, maka pilihlah
bacaan yang memang akan membuat kita cerdas. Membacalah dengan cerdas,
membacalah dengan sehat.
Seperti
penjelasan sebelumnya bahwa seiring berjalannya waktu, kegiatan membaca memang
menjadi budaya yang langka. Rendahnya budaya membaca ini juga berdampak pada
jumlah penulis. Karena untuk menjadi penulis, harus banyak membaca. Seseorang
bisa berbicara karena ia pernah mendengar. Seseorang bisa menulis karena pernah
membaca. Membaca dapat memperkaya pembendaharaan kata.
Salah
satu sastrawan terbaik Indonesia, Pramoedya Ananta Toer dalam pernyataannya “ Tak mungkin orang
dapat mencintai negeri dan bangsanya, kalau orang tidak mengenal kertas-kertas
tentangnya. Kalau dia tak mengenal sejarahnya. Apalagi kalau tak pernah berbuat
sesuatu kebajikan untuknya”.
Dalam
pernyataan tesebut, Pramoedya Ananta Toer mengingatkan kita agar berbuat
kebajikan. Beramar ma’ruf nahi munkar
melalui tulisan (qalam) artinya menyeru kepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran melalui media tulis.
Seperti
halnya membaca, menulis bukanlah kata yang asing di telinga bagi setiap orang.
Aktifitas menggores pena pada kertas atau yang lebih canggih menekan tuts pada keyboard. Dari satu partikel
terkecil hingga membentuk satu kata, satu kata menjadi satu kalimat hingga
membentuk satu paragraf yang memuat gagasan-gagasan penting.
Menulis
adalah berbicara di atas kertas. Apa yang terselubung dalam benaknya, tak mampu
disampaikan melalui bahasa lisan, namun dapat disampaikan pada
lembaran-lembaran kertas hingga menjadi sebuah buku. Karena pemikiran bisa
dilupa bahkan hilang karena keterbatasan manusia, namun buku mampu menyimpan
secara utuh dan rapi.
Selain
itu, menulis juga dapat mengasah kreatifitas dan daya pikir serta dapat membentuk karakter jiwa
seseorang. Ketika menulis, seseorang harus mampu meramu kata-kata dengan
telaten agar dapat menghasilkan tulisan yang baik, yang memberi manfaat kepada
pembacanya.
Sudah
berapa banyak goresan pena kita yang dinikmati orang banyak? Pertanyaan ini
seharusnya menjadi cambuk bagi kita yang
kurang memiliki minat menulis. Sebagai guru, kita harus menulis agar dapat
melahirkan generasi muda yang cinta menulis pula. Mulailah dari hal kecil
seperti menulis buku harian.
Generasi
muda saat ini sebenarnya memilki potensi diri dalam hal menulis. Hanya saja
mereka lebih memilih menulisnya\\ di media sosial dari pada menulis di buku
harian. Hal yang membuat mereka malas menulis adalah jarangnya mengunjungi
perpustakaan. Sedangkan pepustakaan adalah gudangnya ilmu.
Generasi
muda adalah generasi harapan bangsa. Jika ingin menjadikan bangsa kita ini
sebagai bangsa yang berkarakter, maka generasi muda adalah kuncinya yakni
dengan banyak membaca dan menulis. Jadikanlah kedua hal tersebut sebagai bentuk
kecintaan kita kepada negara ini. Jadilah pemuda sebagai garda terdepan dalam
hal positif. Tumbuhkanlah rasa cinta tanah air dengan menuangkanyya dalam
bentuk tulisan yang menarik dan bermanfaat. Ingat, sebuah bangsa dapat dikenali
dari bahasa tulis bangsa itu sendiri.
Dengan demikian, marilah kita menjadi insan gemar membaca dan menulis sebagai salah satu cara menentang kedzaliman dan kemungkaran yang ada pada negeri tercinta kita ini. Jadikanlah sebagai tradisi orang berilmu, inspirasi bagi setiap orang, dan ibadah kepada Sang Pencipta. Jadikanlah hidup ini lebih bermakna
Senin, 12 September 2022. Mas Pesantren IMMIM Putra melakukan kegiatan Pelantikan MPK/A (Majelis Permusyawaratan Kelas/Asrma) dan Remaja Masjid. Kegiatan ini berlangsung di Kampus 2 Moncongloe tepatnya di gedung Hexagon MAS Pesantren IMMIM Putra. Total santri yang dilantik berjumlah 16 orang diantaranya 6 orang pengurus inti MPK dan 10 orang pengurus inti remaja masjid. Pelantikan dilakukan oleh Direktur bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amri, Lc. M. Ag. didampingi wakil direktur bapak Drs . Mursyid, M.Pd, sekertaris dan kepala2 bidang. Alhamdulillah semoga santri dapat menjalankan amanah dengan baik dan menjadi bekal keterampilan didalam hidupnya. Alhamdulillah 🤲
Memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1444 H, Pesantren IMMIM Putra melangsungkan jalan sehat menuju makam pendiri Pondok Pesantren IMMIM Putra, bapak Almarhum H. Fadeli Luran.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh keluarga besar Pesantren IMMIM Putra dengan rute awal kampus 1 Tamalanrea menuju TPU Islam Paropo yang terletak di Paropo, kec. Panakukang, kota Makassar.
Jalan sehat dimulai pukul 6 pagi. Setelah semua santri, karyawan, guru, dan pembina sampai di lokasi, dilangsungkan doa bersama di makam almarhum H. Fadeli Luran.
Kegiatan jalan sehat ini salah satu bagian penting dari implementasi motto sehat badan, jiwa dan raga juga bertujuan menanamkan kemampuan berterima kasih atas jasa-jasa pendiri sehingga generasi hari ini dapat belajar dan menimbah beribu hikmah dari keikhlasan hati mereka yg selalu komitmen pada nilai abadi kehidupan.