Belajar Online? Pelajar Tetap Harus Perbaiki Niat dan Tidak Lupa Syarat Penuntut Ilmu

2020-04-14 | Artikel Santri
gambar

Situasi pandemi Covid -19 menyebabkan anak-anak dan sebagian besar orang tua menghabiskan waktu di rumah. Anak-anak belajar dan menjalani rutinitas yang berbeda dari situasi normal. Dalam praktiknya, proses belajar mengajar di rumah, siswa dan guru dibantu dengan aplikasi belajar online. Belajar di rumah menjadi langkah yang dinilai ampuh dalam memutus rantai penyebaran virus corona.

Belajar offline maupun online sebenarnya sama saja. Sebagai seorang Muslim, terlebih pelajar Muslim, mencari ilmu atau thalab al-’ilmi adalah suatu kewajiban. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:

مُسْلِمٍ كُلِّ عَلَىْ فَرِيْضَةٌ العِلْمِ طَلَبُ

Artinya: ”Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim” [H.R. Ibnu Majah]
Karena itu, seorang pencari ilmu atau pelajar harus memiliki bekal-bekal yang cukup, sehingga dia sukses dalam pencariannya. Meskipun belajar secara tidak langsung (online) jangan sampai seorang pelajar melupakan adab-adab bagi penuntut ilmu.

Hal pertama yang harus dimiliki dan dilakukan oleh Pencari Ilmu adalah niat, niat yang sungguh-sungguh. Tersebut dalam Kitab Ta’lim Al-Muta’allim oleh Syaikh Az-Zarnuji, niat mencari ilmu khususnya ilmu agama setidaknya mencakup hal-hal berikut: Niat mengharapkan Ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk menggapai kebahagiaan akhirat, membasmi kebodohan bagi dirinya dan kebodohan orang-orang disekitarnya, menghidupkan agama, dan untuk menjaga keberlangsungan (kekekalan) agama. Selain niat, Pencari Ilmu juga harus memiliki 6 (enam) hal sebagai modal dalam mencari ilmu.
Mengenai hal ini, Syaikh Az-Zarnuji di dalam kitabnya tersebut menuliskan sebuah syair dari Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu., dua bait syair itu berbunyi:


اَلا لاَ تَناَلُ اْلعِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ
ذَكاَءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِباَرٍ وَبُلْغَةٍ وَإِرْشَادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ

Artinya: “Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam syarat. Saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci. Yaitu: Kecerdasan, kemauan, sabar, biaya, bimbingan guru dan waktu yang lama.”

  1. Kecerdasan
    Ulama membagi kecerdasan menjadi dua yaitu: yang pertama, muhibatun minallah (kecerdasan yang diberikan oleh Allah). Contoh, Seseorang yang memiliki hafalan yang kuat. Yang kedua adalah kecerdasan yang didapat dengan usaha (muktasab) misalnya dengan cara mencatat, mengulang materi yang diajarkan, berdiskusi dll.
  2. Bersungguh-sungguh
    Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan kesuksesan. Begitu pula dalam menuntut ilmu, kesungguhan adalah salah satu modal untuk menguasai ilmu yang sedang kita pelajari. Pepatah mengatakan: مَنْ جَدَّ وَجَدَ “Siapa bersungguh-sungguh pasti dapat”.
  3. Kesabaran
    Yang Ketiga Sabar dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesabaran, sabar dalam belajar, sabar dalam diuji, sabar dalam segala hal yang kita alami dalam proses menuntut ilmu, sabar dalam menjalani hukuman sekalipun jika ada. Hidup ini adalah ujian pasti Allah akan uji kesungguhan kita dalam menuntut ilmu, jikalau kita lolos dalam menjalaninya maka kita akan dinaikan tingkat kita dari yang sebelumnya. Pepatah mengatakan, “Orang yang cerdas adalah orang yang tidak akan pernah berhenti belajar.
  4. Biaya
    Dalam menuntut ilmu tentu butuh biaya (bekal), tidak mungkin menuntut ilmu tanpa biaya (bekal). Contoh para imam, Imam Malik menjual salah satu kayu penopang atap rumahnya untuk menuntut ilmu. Imam Ahmad melakukan perjalanan jauh ke berbagai negara untuk mencari ilmu. Beliau janji kepada Imam Syafi’i untuk bertemu di Mesir akan tetapi beliau tidak bisa ke Mesir karena tidak ada bekal. Seseorang untuk mendapat ilmu harus berkorban waktu, harta bahkan terkadang nyawa.
  5. Bimbingan Guru
    Salah satu hal yang paling penting dalam menuntut ilmu adalah bimbingan dari seorang guru. Terlebih belajar ilmu agama Islam, haruslah sesuai dengan bimbingan guru. Belajar agama Islam janganlah secara otodidak semata, karena akan menjadi bahaya jika salah memahami suatu teks ayat atau hadits. Dikarenakan begitu pentingnya bimbingan guru, maka kita haruslah menghormati dan memuliakan guru. Hal ini semata-mata untuk mendapatkan ridha guru yang pada akhirnya akan mengantarkan kita kepada Allah.
  6. Waktu Yang Lama
    Dalam menuntut ilmu butuh waktu yang lama. Tidak mungkin didapatkan hanya dalam hitungan bulan saja. Imam Al-Baihaqi berkata:”Ilmu tidak akan mungkin didapatkan kecuali dengan kita meluangkan waktu”. Imam Al-Qadhi ditanya: “Sampai kapan seseorang harus menuntut ilmu?” Beliau menjawab: ”Sampai ia meninggal dan ikut tertuang tempat tintanya ke liang kubur.”
    Semoga kita mampu memahami dan mengaplikasikan syarat menuntut ilmu dari Imam Ali bin Abi Thalib Radhiyallaahu ‘Anhu tersebut. Tentu di balik enam syarat dasar yang saling berkaitan itu, seorang pencari ilmu hendaknya mengharapkan keberkahan dan kemanfaatan ilmu serta ridha Allah. Ilmu yang berkah dan manfaat adalah yang bisa memberikan banyak kebaikan bagi sesama. Itu karenanya menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah.

Penulis:
Nur Ahmad Kamal
Santri Kelas IX SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar

Beri Komentar

Email Anda tidak akan dipublikasikan