FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Seminar internasional bertajuk penggunaan teknologi dalam pengajaran dan pembelaran di Era Industri 4.0 berlangsung sukses di Aula Pesantren Modern IMMIM Putra Tamalanrea Makassar (19/4).
Hadir Ketua Umum YASDIC IMMIM, IrHM Ridwan Abdullah MSc, sejumlah Pengurus DPP IMMIM, Ketua YASDIC Unit Pesantren Ir Hj Nurfadjeri FL MPd, lima orang pembicara dari Australia dan 150-an peserta utusan dari FUPPPI (Forum Ukhuwah Pengelola Pondok Pesantren Indonesia), dosen dan guru-guru.
Ridwan Abdullah dalam sambutan pembukaan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada panitia atas inisiasi Seminar Internasional ini. Penghargaan yang tidak kalah pentingnya kepada seluruh pembicara dari Australia atas kesediaannya hadir di Pesantren IMMIM. Demikian pula atas kehadiran pengelola pesantren di Sulsel.
Dikatakan era sekarang ini adalah disrupsi, dimana semua harus berusaha mengikuti perubahan yang terjadi. Jika tidak ikut berubah sesuai perkembangan zaman, maka pasti akan tertinggal. Jadi hanya ada 2 pilihan tetinggal atau ikut maju mengikuti zaman, jelasnya.
Para pembicara dari Australia terdiri dari 5 orang, yakni; Jill Jones, Michelle, Lisa Cosgrove, Dave Batemen, dan Andrew, dipandu Moderator Dr HM Ishaq Shamad MA sekaligus sebagai penerjemah.
[caption id="attachment_1149" align="aligncenter" width="1280"]
5 Pembicara Seminar dari Dapto High School Australia[/caption]
M Ishaq Shamad menjelaskan, kelima pembicara sangat antusias melihat semangat peserta seminar mengikuti setiap materi. Salah satu pemateri Mr Andrew menyampaikan kekagumannya pada pembinaan yang dilakukan pesantren IMMIM, sehingga santrinya begitu menghormati guru-guru.
“Hal seperti itu susah didapatkan di Australia. Selain itu, santri juga rajian olahraga sehingga jasmaninya sehat. Berbeda dengan siswa di Australia banyak yang kegemukan dan addicted dengan handphone, jelasnya saat ditanyakan tentang tantangan yang dihadapi di sekolahnya di Australia.
Pembicara lainnya Jill Jones menjelaskan penggunaan technologi di DAPTO High School kepada 1000 siswanya semuanya menggunakan laptop saat belajar. Tidak ada lagi penggunaan kertas (paperless). Semua tugas siswa dikerjakan dan diselesaikan melalui informasi teknologi, salah satunya goole classroom dan virtual reality.
“Bahkan Lisa Cosgrove mendemostrasikan model pembelajaran menggunaka
n Plickers Card yang langsung terhubung dengan android. Model pembelajaran ini sangat menarik bagi peserta dan sangat mudah diterapkan, karena semuanya tersedia di internet,” ujarnya.
Sementara Dave Batemen menjelaskan pengelolaan sampah dan solar energy di DAPTO High School serta Michelle menjelaskan model supporting siswa dengan talk to teks.
(rls)