Hakikat Ujian

2016-03-05 | Artikel Pembina
gambar

Oleh Ust. Muhammad Tang, (Kepala SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar).

Allah menciptakan adanya kematian dan kehidupan buat manusia sebagai wasilah untuk diuji mana yang terbaik hasil karyanya (amalnya) - QS Al Mulk (67): 2. Bentuk ujian Tuhan kepada hambanya yang berupa rasa takut, kelaparan, kemiskinan/kekurangan harta benda dan kekayaan adalah bagian dari ujian Allah SWT - QS Al Baqarah (2): 155. Dengan itu semua, Allah SWT memberikan peringatan kepada manusia bahwa HANYA orang-orang yang sabar dan ikhlas-lah yang berhasil menjalani ujian hidup tersebut.

Lalu bagaimana dengan Ujian Nasional (UN) yang dihadapi adik-adik kita kelas IX dan kelas VI? Apakah itu sebagian dari sunnatullah? Oleh karena beberapa tahun ini telah menjadi tema yang hangat didiskusikan adanya wacana untuk menghapus UN karena berbagai argumen dan sudut pandang. Bagi penulis sebagai praktisi pendidikan, menghapus UN secara total itu sudah menyalahi kodrat pendidikan itu sendiri. Bagaimana kita mampu mengukur apakah pendidikan kita masih pada level rendah atau sudah mengalami peningkatan atua bahkan jangan-jangan kita sudah ada pada level pendidikan yang bermutu? Tanpa adanya instrumen ujian, kita kesulitan mengevaluasi posisi kita saat ini.

Untuk itu, ujian merupakan salah satu alat ukur untuk mengetahui bagaimana tingkat kemajuan dan kelemahan peserta didik. Maka sangatlah bijak keputusan pemerintah UN tetap ada, tapi tidak menjadi satu-satunya alat ukur penentu kelulusan.

"Baik. Adik-adik yang sedang menghadapi Ujian (baik itu UTS, UAS, UP, apalagi UN), jalanilah proses tersebut dengan sungguh-sungguh, sabar, ikhlas, dan tawakkal kepada Allah. InsyaAllah kalian semua akan sukses...Aamiin".

 Ust. Muhammad Tang Pesantren IMMIM Putra Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10, Tamalanrea, Makassar

Beri Komentar

Email Anda tidak akan dipublikasikan